Berita Aneh Pohon Ek yang berumur 13 ribu tahun diperkirakan menjadi tananan tertua di dunia. Vegetasi ini hidup dengan cara klon unik dan habitatnya di wilayah yang tidak alamiah. Sebuah tanaman yang mulai hidup di zaman es akhir masih bertahan di tanah kering California. Para peneliti percaya pohon ek jurupa telah ada sejak sekitar 13.000 tahun sehingga tanaman tersebut adalah yang tertua di dunia.
Ek tersebut terdiri dari komunitas semak-semak kloning dan ilmuwan percaya tanaman tersebut berhasil selamat dari dampak ekstrem perubahan iklim dengan regenerasi. Pohon ek jurupa yang termasuk spesies Quercus palmeri atau ek palm, ini dinamai Jurupa karena angin jurupa yang seringkali berhembus di bukit di mana ia hidup. Jenis pohon ini biasanya hidup di daerah dingin dan basah. Lokasi aneh Jurupa adalah petunjuk pertama untuk tim yang mungkin memiliki asal-usul yang tidak biasa.
Pimpinan studi, Jeffrey Ross-Ibarra mengatakan, “Ek palm biasanya tumbuh di ketinggian yang jauh lebih tinggi dalam dingin udara dingin dan iklim basah.”
“Sebaliknya, ek jurupa terjepit di daerah kering dan tandus, di antara batu-batu granit dan tertiup oleh angin kencang, di atas sebuah bukit kecil,” ujar Jeffrey. Tim juga menemukan bahwa pohon ek tidak menghasilkan biji subur apapun, yang menghasilkan bentuk yang tidak konvensional tentang pertumbuhan. Pengujian genetika mengungkapkan kelompok batang kusut sebenarnya satu jenis tanaman, menurut studi yang diterbitkan dalam jurnal online PLoS ONE.
Pertumbuhan klon terjadi setelah kebakaran, ketika bibit tanaman terbentuk di sekitar pangkal batang yang terbakar. Seiring waktu kayu mengalami degradasi dan membentuk bibit baru, meninggalkan bentuk batang serampangan yang terlihat hari ini. Para ilmuwan dari Universitas California menghitung usia klon dengan memperkirakan laju pertumbuhan dari cincin di batang. CO-Studi Andrew Sanders mengatakan, “Ini benar-benar tampak sebagai sisa kehidupan vegetasi berkayu terakhir yang lenyap dan menempati lembah-lembah pedalaman di puncak zaman es.
Ek tersebut terdiri dari komunitas semak-semak kloning dan ilmuwan percaya tanaman tersebut berhasil selamat dari dampak ekstrem perubahan iklim dengan regenerasi. Pohon ek jurupa yang termasuk spesies Quercus palmeri atau ek palm, ini dinamai Jurupa karena angin jurupa yang seringkali berhembus di bukit di mana ia hidup. Jenis pohon ini biasanya hidup di daerah dingin dan basah. Lokasi aneh Jurupa adalah petunjuk pertama untuk tim yang mungkin memiliki asal-usul yang tidak biasa.
Pimpinan studi, Jeffrey Ross-Ibarra mengatakan, “Ek palm biasanya tumbuh di ketinggian yang jauh lebih tinggi dalam dingin udara dingin dan iklim basah.”
“Sebaliknya, ek jurupa terjepit di daerah kering dan tandus, di antara batu-batu granit dan tertiup oleh angin kencang, di atas sebuah bukit kecil,” ujar Jeffrey. Tim juga menemukan bahwa pohon ek tidak menghasilkan biji subur apapun, yang menghasilkan bentuk yang tidak konvensional tentang pertumbuhan. Pengujian genetika mengungkapkan kelompok batang kusut sebenarnya satu jenis tanaman, menurut studi yang diterbitkan dalam jurnal online PLoS ONE.
Pertumbuhan klon terjadi setelah kebakaran, ketika bibit tanaman terbentuk di sekitar pangkal batang yang terbakar. Seiring waktu kayu mengalami degradasi dan membentuk bibit baru, meninggalkan bentuk batang serampangan yang terlihat hari ini. Para ilmuwan dari Universitas California menghitung usia klon dengan memperkirakan laju pertumbuhan dari cincin di batang. CO-Studi Andrew Sanders mengatakan, “Ini benar-benar tampak sebagai sisa kehidupan vegetasi berkayu terakhir yang lenyap dan menempati lembah-lembah pedalaman di puncak zaman es.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar