Cerita Seks dewasa Ami di Sebuah Warnet

Diposting oleh Cerita Dewasa on Selasa, 01 Mei 2012



Pagi itu wajah AMI, seorang aktivis LSM yang mendukung dan pro pada RUU APP terlihat tegang mendengar penuturan beberapa rekan rekannya mengenai maraknya website dan blog cabul di internet yang mengeksploitasi wanita, terutama anak sekolah, artis, bahkan foto foto di facebook pun bisa nyasar ke situs cabul. Sebagai aktivis yang cukup senior, Ami sudah lama mendengar mengenai hal ini namun saat itu dia diberitahu bahwa semua foto dalam website tersebut merupakan foto-foto rekayasa kasar, Ami tidak tertarik untuk melihatnya. Berbeda dengan berita yang disampaikan para rekannya ini yang mengatakan bahwa website-website cabul itu sekarang berisi foto-foto asli dan bukan rekayasa, bahkan yang membuat Ami sangat terkejut ketika mereka menyebutkan bahwa di antara foto-foto cabul dalam website itu terdapat beberapa foto cabul yang berwajah mirip dirinya.
Tentu saja gadis ini menyanggah keras foto-foto cabul tersebut sebagai foto-foto dirinya, hanya saja berita tersebut membuat Ami penasaran dengan website-website cabul tersebut. Terdorong ingin meng-cross check kebenaran berita tersebut, Ami kemudian meminta alamat website-website cabul yang dimaksud, ia pun mendapatkan sebuah site forum dan sebuah blog cabul yang isinya seks segala jenis. Jam di HP milik Ami menunjukkan pukul 13.00 lewat ketika ia berjalan keluar dari gerbang kampusnya. Sebagaimana niatnya tadi pagi, Ami yang masih tercatat sebagai mahasiswi di salah satu universitas di kota besar di Indonesia ini bermaksud singgah ke sebuah warnet. Gadis berwajah keras ini memang bermaksud membuktikan berita yang dibawa rekannya tadi pagi. Ami sengaja memilih warnet yang mempunyai box tertutup untuk menghindari prasangka buruk orang lain terhadapnya. Sebagai seorang yang dikenal menentang segala bentuk pornografi tentunya Ami berusaha menjaga citra dirinya saat dia membuka website dan blog cabul yang dikatakan temannya tersebut. Boleh jadi orang lain akan mencemooh jika seorang seperti dirinya terlihat membuka website cabul dan porno.
“Ada yang kosong mas?” tanya Ami kepada operator warnet.
“Mmm…Nomor 10..mbak” jawab operator warnet tersebut yang sedikit terkejut melihat seorang wanita muncul dihadapannya.

Keberadaan Ami di warnet tersebut memang cukup menarik perhatian. Ami memang menggunakan jilbab agak panjang, tetapi karena payudaranya juga besar (kira2 34B), lekuk payudaranya tetap mudah terlihat dari balik jilbabnya. Apalagi jika dilihat dari samping, lekukan payudaranya akan lebih jelas terlihat. Ditambah lagi rok yang Ami gunakan ternyata rok panjang yang sangat ketat sehingga lekuk pantat serta cetakan celana dalamnya juga mudah terlihat. Memang kontradiktif, mengingat Ami menentang segala bentuk ekspos lekuk tubuh wanita, tetapi dia senang memakai busana yang ketat dan jelas menunjukkan lekuk-lekuk tubuhnya.
Cowok operator warnet sempat terpesona melihat keseksian Ami namun mengingat klo gadis ini adalah pelanggan baru membuatnya segan untuk berbuat lebih jauh. Walaupun ada rasa segan pada diri cowok operator warnet kepada Ami, namun mata cowok itu nyaris tak berkedip melihat goyangan pantat Ami ketika berjalan menuju box warnet nomor 10. Cowok itu menelan ludah membayangkan tubuh di balik pakaian yang dipakai gadis cantik ini.
Dalam box warnet no 10 yang tertutup itu, Ami mulai membuka beberapa alamat wabsite cabul yang didapatnya tadi pagi. Tak sampai lima menit kemudian, mata Ami yang lebar membelalak melihat website-website cabul tersebut. Wajahnya berubah merah padam menahan kemarahan dan rasa jijik melihat website serta weblog yang melecehkan perempuan secara seksual terutama segala hal yang berbau rape (perkosaan). Beberapa cerita porno tentang gadis abg atau mahasiswi serta foto-foto yang mempertontonkan kemulusan tubuh perempuan seperti dirinya membuat Ami merasa terhina dan terlecehkan. Gadis ini juga merasa geram dan nyaris tidak percaya ketika kemudian dia mendapati beberapa foto cabul seorang wanita dengan wajah mirip dirinya sebagaimana laporan teman-teman dan juniornya. Tubuh gadis ini gemetar menahan kemarahan dan rasa tak percaya melihat pose-pose wanita yang berwajah mirip dirinya apalagi ditambah gambar dirinya yang jarang sekali ia posting di facebook bisa nyasar ke situs ini, sehingga seolah merupakan pembenaran bahwa dirinyalah yang ada di situs cabul tersebut. Tanpa sadar Ami yang dalam kesehariannya bertabiat lembut ini mengumpat karena kemarahannya melihat foto foto tersebut.
Melihat betapa gadis seperti dirinya dilecehkan dalam website tersebut, Ami terdorong untuk membuat laporan khusus mengenai hal ini. Ami berniat untuk melaporkan keberadaan website ini kepada pihak kepolisian agar pembuat situs ini ditangkap polisi. Dengan flashdisk miliknya, Ami kemudian menyimpan puluhan cerita porno mengenai perkosaan serta gambar-gambar cabul yang terpampang, terutama foto-foto wanita yang mirip dengan dirinya. Satu persatu beberapa foto cabul dan cerita-cerita erotis mengenai akhwat berpindah ke flashdisknya yang berkapasitas 1 GB tersebut.
Ami adalah seorang gadis berusia 23 tahun yang baik baik serta tumbuh dalam lingkungan keluarga yang alim pula sehingga selain memiliki tabiat yang lembut, Ami juga jauh dari hal-hal porno atau cabul sejak kecil bahkan bagi dirinya hal-hal tersebut merupakan hal-hal yang tabu.
Namun siang ini, gadis ini terpaksa melihat hal-hal tabu tersebut untuk pertama kalinya sepanjang hidupnya. Awal mula, Ami memang sempat shock, bukan saja karena kemarahan yang dirasakannya namun juga karena dia tidak pernah melihat gambar-gambar cabul dan porno sebelumnya. Pada mulanya memang Ami merasa jijik dan marah melihat website tersebut, namun semakin lama ia menjelajahi berbagai website dan blog cabul itu, rasa marah dan jijik yang dirasakan di menit-menit pertama berubah menjadi rasa malu. Wajah Ami yang lembut ini bersemu merah melihat foto-foto dalam website dan blog cabul tersebut, apalagi ketika dia melihat foto-foto wanita berjilbab yang berwajah mirip dirinya tengah mengulum batang penis laki-laki yang tegang.
Mata Ami yang lebar ini membelalak nyaris tak berkedip melihat foto-foto wanita yang tengah mengulum batang penis laki-laki itu. Mata Ami tak lagi memperhatikan wanita yang berwajah mirip dirinya namun matanya kini lekat melihat batang penis laki-laki yang tengah dikulum dan ada juga yang diremas oleh wanita itu. Ami menggigit bibirnya kuat-kuat menahan debaran jantungnya yang berdegup kian kencang melihat urat-urat penis laki-laki yang menonjol dalam foto tersebut. Tubuh gadis ini gemetar ketika tanpa disadarinya dia mengkhayalkan dirinya yang mengulum penis laki-laki yang menggiurkan itu. Seumur hidupnya, baru kali ini Ami melihat batang penis laki-laki walaupun hanya dalam foto, terlebih penis berukuran istimewa itu dalam keadaan tegang. Nafas Ami mulai memburu dan dia mulai merasakan denyutan-denyutan di bagian dalam kemaluannya yang terasa gatal sebagaimana layaknya wanita yang mulai terangsang birahi. Ami memang seorang gadis baik baik dan selama ini jauh dari berbagai hal yang porno, namun Ami tetap seorang wanita normal yang mempunyai gairah terhadap lawan jenisnya. Ami yang telah berusia 23 tahun seringkali timbul gairah birahinya kepada lawan jenisnya secara alamiah Ami sering terangsang terhadap lawan jenisnya, namun apabila birahinya mulai terangsang, gadis ini segera menekannya dengan berbagai aktivitas. Ami merasa dirinya mampu menjaga diri dan mengendalikan birahinya, tidak seperti beberapa rekan mahasiswa lainnya yang diketahuinya melampiaskan birahinya dengan bermasturbasi. Saat Ami menanyakan alasan mereka melakukan masturbasi, beberapa yang di antaranya adalah teman kostnya itu menjawab bahwa masturbasi lebih baik daripada ML sementara mereka masih belum berani menghadapi resikonya.
Kali ini birahi Ami juga merasa terangsang namun rangsangan itu bukan datang secara alamiah atau gangguan dari orang lain. Birahi gadis ini terusik karena perbuatan dirinya sendiri sehingga kali ini Ami merasa kesulitan untuk mengendalikannya seperti biasanya. Kian lama birahinya semakin kuat membuat Ami melupakan doktrin moral yang selama ini dipeganginya dan keberadaannya sebagai salah seorang aktivis penentang pornografi dan pornoaksi.
Box warnet yang tertutup itu membuat Ami leluasa menjelajahi berbagai website erotis dan porno yang didapatinya dengan search engine Google, terutama yang menampilkan foto-foto laki-laki telanjang bulat dan mempertontonkan penis mereka yang tegang. Nafsu birahi Ami yang mendorongnya tak lupa untuk menyimpan foto-foto tersebut ke dalam flash disk miliknya. Hampir satu jam kemudian wajah Ami yang tengah dilanda birahi sudah sangat memerah dan terlihat kontras dengan jilbab putih yang dipakainya. Bajunya tanpa disadari sudah kusut semua, karena sebelumnya ia tak mampu menahan tangannya untuk meremas remas bagian dadanya saat ia merasakan buah dada yang terbungkus BH berukuran 34B itu menjadi sangat kencang dan mengeras.
Satu jam lebih lamanya Ami dilanda birahi dalam box warnet bernomor 10 yang tertutup itu. Dalam keasyikan menjelajahi website-website porno tiba-tiba Ami dikejutkan bunyi pertanda SMS masuk di HP nya.
“Hmm..dari Fitri..” gumam Ami ketika melihat sms yang dikirim oleh salah seorang teman di tempat kostnya yang seluruh penghuninya adalah perempuan.
Isi sms itu mengabarkan bahwa salah seorang penghuni di tempat kost mereka terpergok menyimpan berbagai bacaan dan gambar porno di kamarnya dan juga kondom. Mendapat sms dari Fitri seperti itu, tubuh Ami gemetar. Gadis ini segera tersadar dari apa yang sedang dilakukannya di box warnet ini. Akhirnya dengan perasaan kalut, Ami menutup seluruh website porno yang telah dikunjunginya dalam waktu satu jam lebih ini dan bermaksud segera angkat kaki dari warnet ini. Ketika seluruh windows website-website porno itu telah tertutup hingga tinggal tampilan dekstop yang terlihat di layar monitor, mata Ami melihat sebuah icon yang berjudul Koleksi Movie di layar monitor. Tiba-tiba timbul keinginan Ami untuk mengkliknya sehingga dia menunda untuk segera keluar dari box warnet. Setelah ia mengklik dua kali icon tersebut, terpampanglah puluhan folder judul film yang tengah menjadi box office di layar monitor. Namun mata gadis berwajah cantik ini melihat salah satu folder berjudul IndoParadiso yang membuat dahinya berkerenyit heran. Dengan diliputi rasa heran, Ami mengklik folder berjudul IndoParadiso itu yang sekejap kemudian terpampang 2 file film berukuran besar yang membuatnya semakin penasaran. Niatnya untuk keluar dari box warnet tertunda ketika rasa penasaran itu mendorongnya mengklik file film berjudul IndoParadiso yang berukuran lumayan besar.
“Ahh!”
Ami terpekik kaget ketika file film itu terbuka ternyata merupakan file film porno. Tubuh Ami seketika menjadi gemetar dan dadanya berdegup kencang. Setelah satu jam yang lalu ia browsing menjelajahi website-website porno yang menampilkan gambar-gambar porno yang tak bergerak, ternyata kini dia menemukan film yang menyuguhkan gambar cabul yang bergerak. Kembali Ami terombang-ambing antara keinginan melihat dan rasa bersalah, akan tetapi nafsu birahi ternyata masih menguasainya membuat Ami kembali duduk dalam box warnet seperti semula. Matanya berbinar lebar menyaksikan film yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan akan dilihatnya. Film lokal amatir produksi dalam negeri.
Ami kian tenggelam mengikuti jalan cerita film tersebut. Birahi Ami kian menguat ketika adegan percintaan pasangan dalam film itu dieksploitasi dengan detail. Gadis yang tengah dilanda birahi ini hanya terengah-engah menyaksikan adegan-adegan persetubuhan yang dimulai hanya 10 menit setelah film dimulai. Puluhan menit berikutnya boleh dikatakan film itu dipenuhi adegan-adegan persetubuhan pria dan wanita degan detail dan close up, membuat Ami yang menonton film tersebut hanya terengah-engah dalam birahi yang kian menggelegak. Ia kembali tenggelam dalam libidonya di depan monitor yang menayangkan film porno. Kali ini Ami tidak hanya sekedar meremas buah dadanya sendiri, ia menyingkap roknya sampai pinggang sehingga terlihat sepasang pahanya yang padat dan mulus. Tak sekedar itu, namun ia juga menelusupkan tangannya ke balik celana dalam krem yang dipakainya, lantas dengan bernafsu jemari tangan Ami menggosok belahan kemaluannya yang kemerahan. Gadis menawan ini ternyata mempunyai kemaluan yang indah, membukit putih mulus tanpa sehelai rambut kemaluan yang menghiasinya karena rajin dibersihkan. Bibir kemaluan Ami yang kemerahan kian terlihat memerah ketika tangannya menggosok-gosokkannya penuh nafsu birahi.
Di saat tangan kiri Ami mngggosok-gosok belahan kemaluannya, tangan kanannya segera menyusup ke balik BH berukuran 34B yang dipakainya. Ami mempunyai sepasang payudara montok membukit indah yang kini terasa kian mengeras. Birahinya telah demikian menggelegak ketika tangannya meremas-remas payudaranya sendiri sambil memelintir putting susunya. Entah darimana Ami belajar bermasturbasi padahal sebelumnya tidak pernah satu detikpun dia melakukan perbuatan masturbasi sebagaimana teman-teman lainnya. Mata Ami melotot adegan-adegan mesum yang terpampang di layar monitor sementara kedua tangannya merangsang kemaluan dan payudaranya sendiri.
Puluhan menit berlalu ketika tiba-tiba HP Ami berbunyi nyaring membuat Ami yang tengah asyik dalam birahinya terlonjak kaget, kali ini nada HPnya adalah nada panggil bukan nada SMS. Ketika melihat nama Fitri yang terpampang di layar HP, Ami segera menghentikan meremas payudaranya lalu dengan wajah yang kesal ia mengangkat telepon.
“Ada apa Fitri?..” tanya Ami dengan sedikit kesal.
“Maaf Ami …gimana sms saya tadi…apa Tia perlu dikeluarkan juga dari tempat kost kita sebagaimana beberapa orang sebelumnya?” tanya Ima.
Ami terdiam. Tia adalah penghuni kost yang dimaksud dalam sms dari Fitri sebagai gadis yang mengkoleksi gambar dan cerita porno juga kondom di tempat kost mereka. Sebenarnya sudah lama Ami mencurigai Tia menyimpan koleksi yang disebutkan itu. Apalagi dalam kesehariannya, Tia lebih bebas dalam berpakaian dan bergaul.
“Tunggu dulu…biar saya datang dulu…Tianya kemana?”
“Sudah pergi ..mungkin malu dia..tapi barang-barangnya masih di kamarnya dan barang-barang cabul itu sudah saya amankan.”
Ami kembali terdiam.
“Ya nanti kita bicarakan.. tunggu aku datang aja.”
Ketika kembali pandangan Ami ke layar monitor, film tersebut sudah mendekati akhir, berarti satu jam lebih gadis cantik ini tenggelam dalam birahi ketika menonton film tersebut. Telepon tadi ternyata mampu membangkitkan kembali kesadarannya akan perbuatan yang sedang dilakukannya. Dengan gontai Ami membenahi pakaiannya yang awut-awutan dan membuatnya setengah telanjang. Untunglah box warnet itu tertutup rapat tak seorangpun melihat keadaan Ami dengan aurat yang tersingkap lebar.
Ami keluar dari box warnet nomor 10 setelah hampir 4 jam dia berada di dalamnya. Pakaian yang dipakainya terlihat kusut masai di bagian dada. Ami berjalan gontai dengan pikiran yang kalut berniat menuju kasir warnet, namun ia merasakan celana dalam dan BH yang dipakainya terasa basah membuatnya risih. Ami menghentikan langkahnya ke meja kasir dan berbelok ke toilet warnet. Dalam toilet yang cukup bersih itu, Ami melepas celana dalam krem yang dipakainya . Ami memperhatikan celana dalam yang terasa basah oleh lendir cukup banyak. Sekian jam Ami tenggelam dalam birahi membuatnya berulangkali menyemprotkan cairan kenikmatan yang membuat celana dalamnya basah. Ami juga melepas BHnya yang ternyata juga ikut basah. Entah kenapa, walaupun belum menyusui (bahkan belum menikah), kedua puting Ami mengeluarkan ASI, dalam jumlah banyak pula. Ami memandangi dua underwear yang dipakainya tadi. Merasakan begitu basahnya celana dalam dan BHnya, tiba-tiba Ami dikuasai nafsu kembali. Semua yang tadi dilihatnya di layar monitor tadi, muncul lagi di pikirannya yang biasanya bersih. Tidak dapat menahan birahi, kedua tangan Ami kembali merangsang kemaluan dan payudaranya. Bahkan Ami nekat melakukan sesuatu yang tidak akan pernah dia lakukan jika sedang dalam keadaan normal, yaitu menjilati celana dalam dan BHnya yang basah kuyup itu. Dirasakannya cairan kenikmatan yang membasahi celana dalamnya, yang membuatnya makin jauh tenggelam dalam nafsu birahi.
Menyadari dirinya berada di dalam ruang yang tertutup sama sekali, Ami pun nekat menelanjangi dirinya, membuka pakaian, rok, dan jilbab yang dia pakai. Dalam keadaan tanpa sehelai benang pun itulah Ami makin gila bermasturbasi. Ami membayangkan laki-laki yang bermain di film porno yang dia tonton sedang bermain cinta dengan dirinya, dan mereka melakukannya dikelilingi kamera syuting. Gadis itu membayangkan dirinya tengah berperan dalam sebuah film porno, menikmati berada dalam keadaan yang sangat kotor, yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Tangan kanannya meremas payudaranya, tangan kiri menggosok kemaluannya, dan lidah menjilati celana dalam dan BHnya, semua dilakukan telanjang bulat! Hilang sudah kepribadian Ami yang alim dan jauh dari hal-hal yang berbau porno. Ami yang sekarang adalah Ami yang dikuasai penuh oleh nafsu duniawi yang sangat nikmat dan semu. Desisan demi desisan dikeluarkannya, bahkan desahan dan erangan pun keluar. Dirinya sudah lupa sama sekali tentang status aktivisnya, bahkan hal-hal yang dia tentang hingga dia perjuangkan. Semuanya menguap begitu saja. Setelah 30 menit tenggelam dalam libido, dirinya kembali ke dirinya semula. Makin malu oleh keadaannya yang sekarang. Ami segera membungkus celana dalam dan BH yang semula membungkus bagian vital bawah dan atasnya dengan tisu kemudian disimpannya dalam tas miliknya. Sebelum keluar toilet, Ami sempat mencuci kemaluannya yang terlihat putih kemerah-merahan tanpa sehelai rambutpun yang terbiarkan tumbuh. Bukit montok kemaluan Ami yang mulus dengan bibir kemaluan yang merekah merah itu dicucinya berulangkali sebelum dilap dengan tissue. Ami juga mencuci payudaranya yang basah, hingga yakin bahwa payudaranya tidak akan basah lagi. Dengan bajunya yang tertutup jilbab, ia merasa yakin tak seorangpun mengetahui dirinya saat ini tidak memakai celana dalam dan BH saat ini.
Ami membuka pintu toilet lantas dengan sangat canggung, gadis ini berjalan menuju ke kasir warnet yang masih dijaga oleh sang cowok. Cowok itu memandang Ami dengan pandangan penuh arti sembari tersenyum.
“Sudah mbak?” tanyanya sembari tetap memandang keseksian gadis dihadapannya.
“Ya.” jawab Ami pendek sambil menyodorkan lembaran uang pecahan 20 ribu.
Ami menyadari pandangan cowok itu yang seakan ingin menelanjanginya sehingga membuatnya tidak menyukai pandangan cowok tersebut.
“Mbak jadi member aja…koleksi film kita nambah terus lho. Makin asyik lho.” ujar cowok itu sambil menghitung uang kembalian.
Ami terperanjat kaget mendengarnya, wajah gadis ini seketika menjadi merah padam. Ami tidak menyangka kalau operator warnet bisa mengetahui dia melihat film porno dalam box warnet.
“Mmm…makasih aja.” ujar Ami tergagap lantas tiba-tiba saja ia setengah berlari menuju pintu keluar warnet.
Wajahnya yang merah padam tertunduk dalam-dalam menahan rasa malu yang dirasakannya.
“Kembaliannya mbak!!..” teriak cowok operator warnet ini namun Ami tidak lagi mendengarnya.
Begitu keluar dari warnet Ami juga tidak menunggu angkot seperti biasanya namun tangannya segera melambai menghentikan taksi yang lewat.
Kembali ke warnet, si cowok operator membuka sebuah folder di layar monitornya, kemudian ia membuka dua file didalamnya. Begitu satu file dibuka, terlihatlah sang gadis yang tadi menyewa box no 10. Ya, gadis itu adalah Ami! Dari kamera CCTV yang rupanya terpasang tanpa disadari di box, menunjukkan Ami sedang berada dalam keadaan bergairah melakukan masturbasi. Cowok itu tersenyum menyeringai, karena mendapatkan video pribadi yang sangat bagus. Operator kemudian membuka file lainnya lagi, yang menunjukkan Ami sedang di toilet! Ternyata CCTV juga terpasang di toilet. Si cowok operator seketika tegang melihat Ami yang berjilbab berubah menjadi sangat binal dan memberikan tontonan yang sangat memainkan nafsu penontonnya tersebut. Setelah meledak di celana (si cowok juga gak tahan lagi), si cowok tersenyum lagi. Senyuman yang licik. Dengan rasa tidak bersalah, dia mengupload dua video itu di salah satu situs, dengan judul post “Cewek alim juga bisa binal”. Dua video pribadi Ami pun tersebar di dunia maya, siap untuk ditonton jutaan pengguna internet di Indonesia.
Sementara itu, di taksi Ami terdiam bisu. Dia merasa telah menghancurkan citranya sendiri, dengan melanggar batas-batas moral yang sangat kuat dia anut.
Ami pun tidak tahu, apa yang akan terjadi pada dirinya esok.
TAMAT

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar